Abdulrahman Saleh, Pahlawan Nasional Ahli Radio, Penerbangan, dan Kedokteran


Bacakun | Kemerdekaan Indonesia merupakan peristiwa penting dimana disebut sebagai puncak perjuangan bangsa dan negara dari tangan para penjajah. Namun, ada saja pihak yang belum menerima kemerdekaan Indonesia sepenuhnya, sebut saja ketika terjadi Agresi Militer ke Indonesia yang dilakukan oleh Belanda kala itu. Perjuangan tidak lengkap tanpa adanya seorang pahlawan pembela bangsa. 

Hai, kembali lagi di Bacakun! Semoga apa yang Anda baca kali ini dapat menambah wawasan dan ilmu yang bermanfaat tentunya. Mungkin Anda jarang atau belum pernah mendengar nama seorang tokoh pahlawan bernama Abdulrahman Saleh yang merupakan ahli terpelajar yang terjun ke bidang militer kala itu. Bagaimana kisahnya? Berikut adalah kisah hidupnya. 

Abdulrahman Saleh atau dipanggil dengan julukan "Karbol", karena masuk ke angkatan udara merupakan seorang tentara yang tergabung dalam TNI AU setelah sebelumnya menjadi ahli RRI dan kedokteran. Lahir pada tanggal 1 Juli 1909  di Jakarta dan bergelar Prof. dr., SpF, Marsekal Muda Anumerta. 

Saleh mulai mengejar pendidikan dengan bersekolah di HIS MULO (sekarang SMP), lalu AMS (SMU), hingga setengah di STOVIA (kedokteran) karena belum sempat lulus telah dibubarkan oleh pihak Belanda. Setelah dibubarkan, dia tidak putus asa dengan mencari sekolah pengganti bernama GHS, disana mendapat banyak kenalan terutama dari kalangan Jong Java. 

Setelah lulus dari sana, Abdulrahman Saleh merasa belum seberapa ilmu kedokteran yang didapatnya. Memutuskan untuk berkuliah di Universitas Indonesia (UI) dan lulus dengan mulus serta mendapat gelar "Bapak Ilmu Faal Indonesia" atau bidang Fisiologi. 

Bukan Abdulrahman Saleh namanya kalau hanya puas dengan satu keahlian saja, dia juga memutuskan untuk tergabung dalam komunitas radio, terpilih sebagai ketua, hingga berkontribusi dalam pembentukan Radio Republik Indonesia (RRI). 

Merasa belum cukup dengan dua keahlian itu, Saleh memberanikan diri terjun ke dunia militer tepatnya Angkatan Udara. Dengan kegigihannya atas niat kuat bidang militer udara tersebut, dia pernah diangkat menjadi Komandan Udara Madiun pasca kemerdekaan. 

Saleh pernah bertugas bersama Adisutjipto tepatnya di Singapura untuk mengambil medkit dengan penerbangan Dakota VT-CLA. Siapa yang tahu bahwa peristiwa militer adalah akhir dari hidup sang Andulrahman Saleh, dimana pesawatnya ditembak jatuh oleh P-40 Kitty Hawk milik Belanda ketika hendak kembali ke Indonesia yang terjadi Agresi Militer Pertama pada tahun 1947. 

Abdulrahman Saleh gugur sebagai pahlawan nasional dan dikebumikan di Bantul, Yogyakarta sebagai pahlawan TNI AU. Untuk mengenang jasa-jasa Saleh, bulan Juli diperingati sebagai Hari Bakti TNI AU atas jasa-jasa TNI AU, seperti Abdulrahman Saleh, Adisutjipto, dan lainnya. Tidak hanya itu saja, nama mereka berdua dikenang sebagai nama sebuah bandara di Jawa Tengah (Adisutjipto) dan di Jawa Timur (Abdulrahman Saleh). 

Abdulrahman Saleh menghembuskan nafas terakhirnya pada usia yang dibilang masih dewasa-muda, yaitu 38 tahun sebagai seorang nasionalis pembela bangsa ketika bertugas kala itu lewat keputusan besarnya. Presiden kala itu telah menetapkan Saleh sebagai pahlawan nasional Indonesia, ahli radio, dan juga penghargaan di bidang kedokteran diberikan kepadanya. 

Tepat hari ini merupakan hari kelahiran Karbol, semoga kita dapat terinspirasi dari kisah hidupnya yang tidak mudah puas dengan pengetahuan yang didapat, tidak lupa seperti 'padi, semakin berisi semakin menunduk'. Bagaimana menurut Anda mengenai kisah hidup Abdulrahman Saleh? 

Terima kasih telah membaca pengetahuan sejarah kali ini, semoga bermanfaat bagi semuanya. Salam Bacakun! 

0 Response to "Abdulrahman Saleh, Pahlawan Nasional Ahli Radio, Penerbangan, dan Kedokteran"

Post a Comment