Perang Dunia III Sebenarnya Telah Dimulai, Kita Tidak Sadar?
Akan tetapi, sebagai seorang manusia tidak mungkin selalu bersikap atau bersifat seolah-olah putus asa pada alam maupun stagnan. Kita ambil contoh saja pada Masa Renaisans maupun pasca itu dimana semuanya berusaha untuk membuka pikiran serta akal untuk maju.
Berbagai paham yang tercipta, munculnya seorang yang berpengaruh, seniman, pemuka agama yang mengikuti modernisasi, filsuf, tidak terlepas masyarakat yang turut serta membangun peradaban hingga saat ini.
Setiap manusia pasti memiliki keinginan untuk berkuasa. Dalam hal ini, dapat diartikan bahwa dia menolak secara penuh maupun sebagian untuk disuruh layaknya budak, buruh, dan sebagainya yang menjadi korban dengan cara apapun hingga tercipta suatu keadaan yang disebut tanpa norma.
Manusia tidak mungkin atau katakan saja sangat kecil kemungkinannya untuk bersatu dalam kesatuan penuh tanpa adanya negara-negara. Perbedaan suku, kepercayaan, bahasa, dan sebagainya di seluruh dunia ini menjadi patokan perbedaan mendasar sehingga timbul perasaan kedekatan untuk merombak segalanya dengan mendirikan faksi-faksi.
Tidak cukup hanya sampai disitu, meskipun faksi atau nama besarnya adalah negara telah terbentuk, manusia belum tentu puas akan kesejahteraan mereka. Ibarat planet Bumi, masih ada planet Jupiter, seperti itulah manusia yang selalu tidak merasa cukup, hingga adanya sebuah peperangan.
Baik, cukup! itu tadi adalah frasa kalimat yang bertele-tele dan tidak efisien. Tetapi mungkin menarik untuk dibaca, mungkin tidak semuanya suka. Setelah terjadi Perang Dunia I (Pertama) akibat sebuah pembunuhan orang yang katanya penting, berlanjut dengan Perang Dunia II (Kedua) akibat perasaan tidak terima dari sebuah faksi, lalu mungkinkah Perang Dunia III (Ketiga) terjadi? Mungkin saja benar!
Apakah manusia bisa tahan dengan rasa perdamaian hingga sistem ekonomi maupun politik yang stabil. Tentu mereka semua akan goyah. Alam saja sudah terbiasa goyah akibat manusia selalu mengambil sumber daya - nya secara eksploit dan terus-menerus. Walaupun telah ada hukum yang berlaku serta aturan kepercayaan, manusia tidak mungkin menjadi penurut begitu saja layaknya seekor anjing.
Bahkan mungkin saja, ada pihak yang mengendalikan sesuatu hingga segalanya secara aspek dan garis besar dunia ini yang kita sendiri saja tidak tahu. Contoh kecilnya adalah KKK yang pro-rasisme, pemuja setan, hingga organisasi tersembunyi lainnya yang belum terungkap. Paranoid serta sifat munafik telah lumrah terjadi di kehidupan saat ini, mereka anggap itu benar, tetapi bagi segelintir orang salah. Tidak mungkin orang akan menuruti segalanya, tanpa mempertimbangkan apa yang diturutinya itu benar atau salah.
2020 merupakan tahun yang benar-benar disebut tahun ujian dalam sejarah kehidupan. Dulu ada yang namanya wabah Black Death, Flu Spanyol, dan sebagainya sedangkan di masa sekarang ini kita menghadapi yang namanya Pandemi Virus Corona (COVID-19).
Itu juga merupakan Perang Dunia, tetapi kita anggap saja itu adalah yang ketiga. Kenapa? Coba lebih variatif, kenapa kita selalu perang melawan sesama manusia kalau bisa mencoba lawan makhluk yang namanya virus ini. Dikatakan Perang Dunia karena lingkupnya adalah global, memang benar di seluruh dunia mengalaminya.
Tapi kita jangan menyalahkan segalanya, alangkah baiknya kita membantu bersama-sama dan tidak melupakan ajaran-ajaran baik serta alam yang berperan penting. Jangan melihat dari Wuhan saja, coba lihat Nagorno-Karabakh, Rusia, Amerika, Prancis, termasuk negara atau wilayah kita sendiri dan sebagainya. Apakah mereka semua dapat dikatakan benar, mungkin iya-tidak bukan?
Ada beragam isu, katanya virus tersebut diciptakan oleh orang dibalik layar. Tetapi semuanya ditepis seakan bohong adanya, apakah memang benar begitu? Seolah-olah kita mengalami yang namanya stuck atau bug dalam game yang namanya kehidupan ini. Belum lagi ditambah koalisi-koalisi faksi yang terbentuk belakangan ini, maksudnya sudah sedari dulu yang berbeda kepentingan.
Saya mungkin bertanya, apakah setiap manusia perlu melakukan peperangan? Seharusnya benar! Tidak lain adalah melawan segala hal yang salah demi terciptanya keadilan sejati layaknya disebut puncak dharma. Tetapi perlu usaha yang sangat keras hingga mustahil bagaikan menunggu datangnya mukjizat atau keajaiban untuk kesekian kalinya.
Semoga kita bisa bersikap bijak dalam menanggapi berbagai isu-isu serta gejolak peperangan yang kian marak ini. Semoga 2021 menjadi tahun yang lebih baik, jika saja belum saatnya, semoga lekas tiba sebuah masa dimana kita semua bisa hidup tenang layaknya sebuah idealisme mutlak.
Jadi, perang pertama adalah perang yang kita sepakati sebagi perang dengan senjata mungkin seterusnya, seperti yang dikatakan Albert Einstein bahwa Perand Dunia IV (Keempat) mungkin terakhir atau peradaban yang mundur karena memakai tongkat dan batu, mungkin saja. Lalu ada perang revolusi keadilan, maupun perang tidak langsung, ditambah kini kita belum lepas dari Perang COVID-19, Lalu Perang Dunia Ketiga seperti apakah yang akan menunggu serta bagi kita semuanya?
0 Response to "Perang Dunia III Sebenarnya Telah Dimulai, Kita Tidak Sadar?"
Post a Comment