Serba-Serbi Ditengah Pandemi Corona Berdasarkan Internet


Bacakun | Pandemi Virus Corona atau COVID-19 merupakan permasalahan lingkup global yang sedang kita hadapi bersama, karena sangat merugikan baik dari segi sosial, ekonomi, hingga bidang lainnya. Tidak hanya itu saja, pemerintah juga mengeluarkan aturan terkait hal tersebut, seperti social distancing dan kebijakan lainnya. 

Halo sobat Bacakun yang gemar membaca dan budiman, dimanapun Anda berada semoga selalu bisa belajar dengan hal baru yang bermanfaat. Kali ini kita akan membahas apa saja yang terjadi pada masyarakat luas terkait pandemi yang sedang melanda berdasarkan sumber yang ada di internet. 

Virus Corona merupakan wabah virus berbahaya yang berasal dari Cina hingga akhirnya menyebar ke seluruh dunia hingga menjadi pandemi bagi semuanya. Virus ini menular lewat kontak langsung dengan pengidap dan berbahaya tentunya. Mulai dari suhu tubuh tinggi, badan tidak enak, hingga kematian tentu masalah yang sulit ditangani. 

Bahkan pemerintah setempat telah membuat kebijakan bahwa segala sesuatu mulai dari belajar, bekerja, dan beribadah dianjurkan dilakukan di rumah saja. Walaupun sekarang sudah ada pembaruan new normal, bukan berarti pandemi yang ada telah mulai mereda. Justru bisa saja menjadi celah bagi sang virus untuk menyebar lebih lagi. Oleh karena itu hendaklah selalu menjaga diri. 

Terkadang jika di rumah saja, kita sering mengalami kondisi dimana kita mulai bosan dengan keadaan yang ada. Tapi, mau tidak mau kita harus menjalani demi pengembalian kondisi dan tatanan kedepannya. Salah satu kegiatan yaitu menjelajah internet. Saya menemukan berbagai serba-serbi yang ada, mari kita bahas serta diskusikan. 

Saat saya mulai mencari-cari di internet mengenai masyarakat di tengah pandemi, menemukan suatu masyarakat di salah satu wilayah India. Para wanita telah menambahkan dewi baru mereka. Siapakah itu? "Dewi Corona Mai", sebutannya bagi beberapa dari mereka. Kita tahu bahwa masyarakat di India mayoritas beragama Hindu dan menyembah dewa-dewi yang ada dalam ajaran mereka. 

Namun, mengapa mereka malah menjadikan virus yang ada sebagai dewi mereka? Apakah mereka sudah putus asa, ataukah telah melihat kehebatan sang dewi dengan menderitakan secara global manusia yang ada dengan sebaran virus ini? Mungkin tergantung kepercayaan mereka, tapi eksentrik juga nampaknya. 

Lanjut, belakangan ini mungkin dari tanggal 10 Juni 2020 hingga ke sini bukan semakin mereda, malah semakin meningkat orang yang terkena virus corona ini. Tercatat bahwa rata-rata belakangan ini, orang yang terkena kurang lebih ada 1000 per harinya. Hal itu tentu menjadi masalah yang tambah berat, terutama bagi para tim medis. 

Jika dibandingkan dengan negara lain, jumlah tersebut tentu lebih besar rasionya dari yang ada. Angka sembuh dan kematian juga tak seimbang nampaknya, walau terkadang angka kesembuhan telah mulai meningkat belum tentu bisa mengimbangi keadaan penularan yang ada. Kemungkinan masyarakat tak mengikuti anjuran aturan yang ada besar sehingga mudah terjangkit dan leluasa dalam penyebaran. 

Lalu ada masyarakat yang lebih memilih bergerombol di suatu tempat, misalnya saja mall. Walau sedang dalam kejadian luar biasa ini, masyarakat nampaknya masih ada juga di tempat umum dengan jumlah besar. Walau sudah ada aturan untuk jaga jarak serta memakai protokol, seperti penggunaan masker, namun masih ada saja orang yang tidak mengindahkan aturan itu. 

Saya sendiri tentu paham jika masyarakat ke mall untuk membeli kebutuhan, namun ada saja orang yang pergi ke tempat umum dengan urusan yang tak penting layaknya hedonisme. Jika terpaksa pergi keluar, hendak mentaati anjuran yang ada serta dibuat penerapan baru yang lebih mendukung penyelesaian pandemi agar semakin menurun kedepannya. 

Cina sendiri saat ini juga sedang siaga karena virus ini faktor internal bagi mereka. Ada dugaan bahwa virus ini hanya rekayasa buatan manusia itu sendiri, hingga senjata biologis terselubung kata segelintir orang. Beberapa orang juga tak percaya bahwa virus ini berbahaya, tidak tahu kejelasannya penyebab mereka berpikir demikian, namun yang ada telah terdapat bukti nyata sendiri. 

Ada lagi kabar bahwa obat penawar dari virus corona telah ditemukan. Namun pembuktiannya sendiri masih belum dipastikan sepenuhnya berhasil dalam pengatasan kesembuhan. Ada banyak sekali ilmuwan dan sebagainya yang telah mencoba riset mengenai obat tersebut, namun banyaknya jenis obat itu yang masih diragukan. 

Dikatakan pula bahwa golongan darah A dan O memiliki perbedaan dalam menanggapi virus corona ini. Memang benar bahwa sistem darah keduanya itu berbeda, namun informasi yang didapatkan mengatakan bahwa belum ada kejelasan perbedaan yang jelas tentang mana yang rentan terkena. Tentu kita harus selalu meningkatkan daya tahan tubuh yang sudah jelas merupakan pencegahan. 

Beberapa warga yang terkena virus ini hingga sempat tak tertolong tentu harus dikuburkan sesuai kepercayaan yang ada pada mereka. Namun, ada saja beberapa hingga banyak masyarakat sekitar yang berdekatan dengan sang pengidap tidak mau memberikan izin penguburan karena takut terkena penularan virus tersebut. 

Mesikpun begitu, kita sebagai manusia harusnya saling tolong menolong karena kodratnya memang makhluk sosial, bukan malah memusuhi. Jika memang ingin membantu proses penguburan, hendaknya menggunakan perlengkapan yang aman sesuai protokol dan jangan malah terlalu fanatik akan ketakutan virus ini. 

Berdasarkan kehidupan pribadi saya, banyak masyarakat luas yang telah mengikuti gaya hidup hikikomori atau no life, yaitu penarikan diri dari lingkungan sosial. Tentu itu membantu menekan penyebaran virus yang ada. Banyak melakukan aktivitas di rumah dan mengurangi aktivitas kurang penting di luar rumah, semoga pandemi segera pergi. 

Bagaimana pendapat kalian mengenai serba-serbi yang ada tersebut? Apakah ada lagi yang eksentrik atau yang lain sebagainya? Tentu kita tak ingin berlama-lama menghadapi pandemi virus corona ini, untuk itu mari kita ikuti anjuran yang ditetapkan, menjaga diri, dan tak lupa berdoa sesuai keyakinan masing-masing. 

Kurang lebihnya mohon maaf, terima kasih telah membaca ulasan atau diskusi dari saya ini. Salam Bacakun! Baca terus dengan tekun jangan sampai pikun. Walau aslinya Baca-kun. 

0 Response to "Serba-Serbi Ditengah Pandemi Corona Berdasarkan Internet"

Post a Comment